Membuka Pendaftaran Siswa Persiapan UTBK SBMPTN 2022
Program Saintek & Soshum
Kelas Offline dengan pengajar senior dan berpengalaman
Siswa mendapatkan konsultasi pemilihan kampus, jurusan, strategi belajar, tips cepat mengerjakan soal hingga didampingi mencari tempat kost bagi yang memerlukan.
Biaya mulai Rp.100.000 per pertemuan 90 menit. Kelas dimulai Sabtu 09 April 2022.
Hubungi Sekarang untuk mendapatkan jadwal belajar >>>
Sahabat, ada beberapa perubahan pada alur SBMPTN 2019. Kalau sebelumnya kalian harus fokus merancang strategi untuk pilih jurusan dan PTN dulu baru belajar, pada SBMPTN 2019 nanti, kalian harus fokus belajar dulu, barulah memilih jurusan dan PTN. Yuk, simak lengkapnya di bawah ini:
Daftarkan diri kamu untuk ujian (Saintek/Soshum) sesuai jurusan di PTN terdekat.
Ujian
dilaksanakan. Materi soal yang akan diujikan adalah Tes Potensi
Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) Saintek/Soshum.
Pengumuman nilai diterima secara individu.
Apabila
belum puas dengan nilai yang kamu dapatkan, kamu bisa mendaftar dan
mengikuti 1 ujian lagi (Maksimum 2 kali mengikuti ujian per orang tiap
tahunnya).
Hasil tes digunakan untuk mendaftarkan diri kamu ke 2 PTN pilihan.
Pengumuman kelulusan dilakukan oleh PTN lewat seleksi internal.
Secara sederhana, beginilah kira-kira gambaran alur baru SBMPTN 2019:
Daftarkan diri untuk ujian ->
Melaksanakan ujian -> Pengumuman -> Daftarkan diri untuk 2 PTN
pilihan -> Pengumuman kelulusan dari PTN.
Perbedaan SBMPTN 2019 dengan Sebelumnya
Ada beberapa perbedaan pada SBMPTN tahun depan yang mungkin akan bikin kamu kaget dan gak nyaman. Misalnya seperti ujian tertulis di kertas yang berubah jadi di komputer. Mau tahu lengkapnya? Simak di bawah ini, ya.
1. Metode Tes: Uji Tulis Berbasis Komputer alias UTBK
Sahabat, kamu mesti berlatih keras karena tahun depan ujian menggunakan kertas akan ditiadakan dan diganti dengan Uji Tulis Berbasis Komputer alias UTBK. Mohammad Nasir selaku Menristekdikti optimis kalau kebijakan ini lebih terjamin prinsip adil, transparan, fleksibel, efisien, akuntabel serta sesuai dengan perkembangan teknologi di era digital. Selain itu, biaya UTBK juga akan jauh lebih murah. Agar kamu siap dengan UTBK nanti, pastikan kamu banyak mengikuti online tryout.
2. Alokasi & Komposisi Daya Tampung Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN 2019
Tahun lalu, kuota penerimaan jalur
SNMPTN minimum 40 persen dan SBMPTN minimum 30 persen untuk kebanyakan
PTN. Sementara untuk tahun 2019 nanti, kuota penerimaan jalur SNMPTN
menjadi minimum 20 persen, SBMPTN minimum 40 persen dan ujian mandiri
maksimum 30%. Kamu perlu tahu kalau kebijakan daya tampung masing-masing
PTN nantinya akan berbeda, jadi lakukan riset kamu dengan betul ya!
Keputusan ini diambil karena
Kemenristekdikti melihat hasil penelusuran prestasi calon mahasiswa dan
evaluasi akademik tahun kemarin membuat Panselnas penerimaan masuk PTN
sulit membedakan mana mahasiswa yang lebih potensial.
3. Tes Kemampuan Potensi Akademik
(TKPA) & Tes Kemampuan Dasar (TKD) Diganti menjadi Tes Kemampuan
Skolastik (TPS) & Tes Kompetensi Akademik (TKA)
Ini hanya perbedaan nama saja, tapi sebenarnya TPS dan TPA tidak jauh berbeda kok seperti TKPA dan TKD. TPS merupakan tes untuk mengukur kemampuan kognitif kamu, yakni kemampuan penalaran yang dianggap sangat penting buat keberhasilan kamu di sekolah formal nanti. Sedangkan TKA merupakan tes untuk mengukur pengetahuan penguasaan materi yang kamu dapat di sekolah dan diperlukan supaya bisa berhasil di perguruan tinggi, seperti kemampuan analisis dan tesnya enggak murni hanya dari mata pelajaran.
4. Perubahan Penyelenggara – Dari Panpus SNPMB PTN Menjadi L2TMPT
Tahun-tahun sebelumnya, penyelenggara
SBMPTN adalah Panpus SNPMB PTN atau Panitia Pusat Seleksi Nasional
Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri dan bersifat ad hoc atau
berubah tiap tahun. Sedangkan untuk tahun 2019, penyelenggaranya adalah
L2TMPT atau Lembaga Layanan Tes Masuk Perguruan Tinggi yang bersifat
permanen dan punya kantor di Jakarta. Lembaga ini nantinya punya 2
tugas, yakni sebagai pengelola dan pengolah data calon mahasiswa baru
untuk bahan seleksi jalur SNMPTN dan SBMPTN oleh rektor PTN, serta
sebagai pelaksana UTBK.
5. Kesempatan Ujian: Ujian Bisa Dilakukan Dua Kali dalam Setahun
Asyiknya adalah buat kamu yang ikutan ujian tahun ini, SBMPTN 2019 nanti, kamu bisa melakukan tes sebanyak 2 kali dalam setahun. Jadi, kalau kamu belum puas dengan hasil tes yang pertama, kamu masih boleh ikut tes lagi. Nilai tertinggilah yang akan dijadikan acuan bagi PTN tujuan kamu. Buat kamu yang mau mengikuti tes ini, kamu harus membayar Rp200.000 untuk masing-masing tes. Meskipun artinya harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk mengikuti ujian, namun kamu diberikan kesempatan untuk membuktikan nilai kamu yang sebenarnya!
6. Pelaksanaan Tes
Untuk SBMPTN 2019, tes akan dilakukan sebanyak 24 gelombang setiap hari Sabtu dan Minggu di 85 PTN berbeda selama periode Maret-Mei 2019 (12 hari).
Soal TKA Mengandung HOTS (High Order Thinking Skills)
Quipperian, beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan berita-berita mengenai soal HOTS yang katanya sangat sulit. Duh, terus
gimana dong kalau HOTS ini ada di dalam SBMPTN? Tenang, Quipperian.
Kamu harus tahu dulu sebelumnya apa itu HOTS dan apa gunanya buat masa
depan kamu. Simak di bawah ini.
Apa Itu HOTS?
Dengan HOTS, siswa dituntut untuk bisa mengasah logika matematika, critical thinking, dan juga problem solving skill. Melalui
HOTS, siswa harus bisa menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk
menganalisis, mengevaluasi, bahkan menciptakan sesuatu. Menurut Guru
Besar ITB dalam bidang matematika, Iwan Pranoto, tiga hal tadi merupakan
tiga tahap tertinggi dalam taksonomi Bloom yang dicetuskan ahli
pendidikan Benjamin Bloom. Menurut Bloom, beberapa tujuan pendidikan
adalah menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta.
Kenapa SBMPTN 2019 Menggunakan HOTS?
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Bapak Nizam, menjelaskan
bahwa dengan konsep kecakapan berpikir yang dikembangkan berdasarkan
model taksonomi Bloom ini, siswa menjadi punya kemampuan berpikir orde
tinggi sehingga bisa menyelesaikan masalah yang kompleks, berpikir
kritis serta rasional. Siswa tidak sekedar menghafal pelajaran, tetapi
juga mampu menganalisa, mensintesa, dan mencipta. Dengan kebiasaan
menghadapi soal-soal menantang seperti HOTS, menurut Nizam pikiran siswa
jadi bisa terpacu lebih berkembang supaya bisa berpikir kritis dan
kreatif.
Uji Keterampilan Diganti dengan Seleksi Portofolio
Sahabat, tidak seperti SBMPTN sebelumnya, tahun 2019 besok Uji Keterampilan akan diganti dengan Seleksi Portofolio. Dalam Seleksi Portofolio, kamu akan diminta untuk melampirkan atau mengunggah dokumen portofolio prestasi-prestasi yang dimiliki. Menurut Menristekdikti, Mohamad Nasir, model tes seperti ini lebih memberikan rasa keadilan pada siswa.
Jadi buat kamu yang sudah tau mau
masuk cabang jurusan seni dan olahraga, pastikan kamu membangun seleksi
portfolio tersebut sedini mungkin ya! Giatlah dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan dan aktivitas yang sesuai dengan jurusan yang kamu mau
nanti.
Sistem Skoring atau Penilaian SBMPTN 2018 & 2019
Tahun-tahun sebelumnya nilai SBMPTN sangat rahasia alias enggak pernah keluar dan enggak akan diketahui peserta. Namun, berbeda dengan SBMPTN 2019. Tahun depan, kamu bisa melihat hasil dari nilai ujian. Setelah nilai tes keluar, barulah kamu mendaftar ke PTN yang kamu dambakan.
Kamu pastinya juga tahu kalau di tahun lalu ada perubahan di cara penilaian SBMPTN 2018,
rinciannya seperti gambar di bawah ini. Nah, pertanyaannya adalah;
Apakah akan ada perubahan di sistem penilaian SBMPTN 2019 nanti?
Saat ini sih memang belum ada informasi lebih lanjut dari pihak resmi penyelenggara SBMPTN 2019, namun kamu harus tetap update dengan perubahan-perubahan yang nantinya akan datang. Makanya pantengin terus informasi dari pihak kemenristekdikti dan juga dari Quipper Blog!
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2019
Latar Belakang
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) melalui ujian
tertulis telah menunjukkan berbagai keunggulan dan manfaat, baik bagi
kepentingan nasional, PTN, maupun peserta. Bagi peserta, manfaat seleksi
bersama adalah lebih efisien, murah, dan fleksibel dengan adanya
mekanisme lintas wilayah. SBMPTN ini dari tahun ke tahun selalu
diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi. Pada tahun 2016 mulai diperkenalkan juga SBMPTN
dengan menggunakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
SBMPTN 2019 merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan
menggunakan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain yang
ditetapkan bersama oleh PTN. UTBK dapat diikuti oleh siswa lulusan tahun
2017, 2018, dan 2019 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan
sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2017, 2018, dan 2019. Pengelolaan
dan pengolahan data untuk kepentingan seleksi jalur SBMPTN dilakukan
oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). LTMPT adalah
satu-satunya lembaga penyelenggara tes perguruan tinggi terstandar di
Indonesia.
Tujuan
Tujuan SBMPTN adalah sebagai berikut.
Menyeleksi calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan
studi di perguruan tinggi dengan baik dan tepat waktu berdasarkan hasil
UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh
PTN.
Memberi kesempatan bagi calon mahasiswa untuk memilih lebih dari satu PTN lintas wilayah.
Memperoleh calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan
studi di perguruan tinggi negeri tujuan berdasarkan nilai akademik saja
atau nilai akademik dan prestasi siswa lainnya.
Ketentuan Umum
SBMPTN 2019 merupakan seleksi yang dilakukan oleh PTN di lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan
Kementerian Agama secara bersama di bawah koordinasi LTMPT dengan
seleksi berdasarkan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain
yang ditetapkan bersama oleh PTN.
Persyaratan dan Tahapan Pendaftaran
Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN dilakukan dalam dua
tahap, yaitu mengikuti UTBK dan mendaftar SBMPTN. Persyaratan
pendaftaran SBMPTN adalah sebagai berikut.
Persyaratan Peserta
Siswa SMA/MA/SMK/Sederajat lulusan tahun 2017, 2018 harus sudah memiliki ijazah.
Bagi siswa SMA/MA/SMK/Sederajat lulusan tahun 2019
memiliki Surat Keterangan Lulus Pendidikan Menengah, sekurang-kurangnya
memuat informasi jati diri dan pasfoto berwarna terbaru yang
bersangkutan dengan ditandatangani oleh kepala sekolah dan dibubuhi cap
stempel yang sah.
Memiliki Nilai UTBK.
Memiliki kesehatan yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran proses studi.
Memiliki NISN.
Bagi peserta yang memilih program studi bidang seni dan olahraga wajib mengunggah PORTOFOLIO.
Biaya UTBK ditanggung oleh peserta dan subsidi pemerintah.
Mengisi Biodata (kecuali peserta yang sudah terdaftar di SNMPTN 2019).
Memilih PTN dan program studi dengan ketentuan bahwa pendaftar
dapat memilih paling banyak dua PTN dan memilih paling banyak dua
program studi dalam satu PTN atau dua PTN
Mengunggah borang portofolio*)bagi
pendaftar yang memilih program studi bidang seni dan olahraga. Tata cara
pengisian borang portofolio dapat diunduh dari laman http://download.sbmptn.ac.id
Mengunggah dokumen lain sesuai dengan persyaratan pendaftaran SBMPTN 2019.
*)Borang Portofolio
Khusus untuk pendaftar program studi
bidang seni dan olahraga, peserta wajib mengunggah portofolio sebagai
materi tambahan untuk proses seleksi dalam SBMPTN 2019. Jenis Portofolio
SBMPTN 2019 adalah:
Portofolio Olahraga
Portofolio Seni Rupa, Desain, dan Kriya
Portofolio Tari (termasuk Sendratasik opsi Tari)
Portofolio Teater (termasuk Sendratasik opsi Teater/Drama)
Portofolio Musik (termasuk Sendratasik opsi Musik)
Portofolio Seni Karawitan
Portofolio Etnomusikologi
Portofolio Fotografi
Portofolio Film dan Televisi
Kelompok Program Studi dan Jumlah Pilihan
Kelompok program studi dan jumlah pilihan pada SBMPTN 2019 adalah sebagai berikut.
Program studi yang ada di PTN dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Saintek dan kelompok Soshum.
Peserta dapat memilih program studi paling banyak dua program studi dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika program studi yang dipilih semuanya dari kelompok Saintek, peserta mengikuti kelompok ujian Saintek.
Jika program studi yang dipilih semuanya dari kelompok Soshum, peserta mengikuti kelompok ujian Soshum.
Jika program studi yang dipilih dari kelompok Saintek dan kelompok
Soshum, peserta mengikuti kelompok ujian Saintek dan juga kelompok
ujian Soshum
Urutan dalam pemilihan program studi menyatakan prioritas pilihan.
Peserta SBMPTN 2019 dapat memilih program studi di PTN mana pun.
Program studi, daya tampung per PTN tahun 2019, dan jumlah peminat program studi per PTN tahun 2018 dapat dilihat di laman https://sbmptn.ltmpt.ac.id
Peserta Pelamar Program Bidikmisi
Berikut adalah persyaratan pendaftar Bidikmisi:
Siswa pendaftar dari keluarga kurang mampu secara ekonomi dapat mengajukan bantuan biaya pendidikan Bidikmisi.
Calon peserta penerima Bidikmisi yang dinyatakan memenuhi
persyaratan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemristekdikti mendaftar UTBK di laman https://pendaftaran-utbk.ltmpt.ac.id dan tidak dikenakan biaya ujian.
Calon peserta penerima Bidikmisi yang dinyatakan tidak lulus SNMPTN
2019, menggunakan NISN dan NPSN untuk mendaftar UTBK dan tidak
dikenakan biaya ujian.
Calon peserta penerima Bidikmisi yang telah dinyatakan lulus SNMPTN 2019, tidak diperbolehkan mendaftar SBMPTN 2019.
Laman Resmi dan Alamat LTMPT
Informasi resmi LTMPT dapat dilihat pada laman http://www.ltmpt.ac.id.
Apa itu Higher Order Thinking Skills (HOTS). Ujian Nasional (UN) untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) baru saja berlalu. Ujian yang diikuti oleh sekitar 1.812.565 siswa SMA dan MA di seluruh Indonesia ini berlangsung pada 9 April hingga 12 April 2018.
Namun, berakhirnya UN meninggalkan masalah. Salah satunya keluhan dari para siswa peserta ujian, mengenai sulitnya soal-soal yang diberikan, terutama soal matematika.
Bahkan, berita sebelumnya menyebutkan akun Instagram Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhadjir Effendy (@muhadjir_effendy), akun Twitter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (@Kemdikbud_RI), serta akun Instagram Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud (@pustekkom_kemendikbud) menjadi sasaran keluhan.
Dalam tanggapannya, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan bahwa bobot pada soal-soal UNBK, terutama mata pelajaran matematika memang berbeda dengan penilaian biasanya. Soal-soal tertentu dibuat lebih sulit dan membutuhkan daya nalar tinggi, atau higher order thinking skills (HOTS).
Apa itu Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Apa sebenarnya konsep Higher Order Thinking Skills yang sedang ramai dibicarakan ini?
Alice Thomas dan Glenda Thorne mendefinisikan istilah HOTS dalam artikel yang berjudul How to Increase Higher Order Thinking (2009) sebagai cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.
Keterampilan mental ini awalnya ditentukan berdasarkan Taksonomi Bloom yang mengategorikan berbagai tingkat pemikiran, mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku Taxonomy of Educational Objectives (1956) itu, sejatinya merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang terbagi dalam tiga ranah.
Ketiga ranah tersebut adalah Kognitif, merupakan keterampilan mental (seputar pengetahuan); Afektif, sisi emosi (seputar sikap dan perasaan); dan Psikomotorik, yang berhubungan dengan kemampuan fisik (keterampilan).
Taksonomi untuk menentukan tujuan belajar ini bisa disebut sebagai “tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran”. Setelah menjalani proses pembelajaran tertentu, siswa diharapkan dapat mengadopsi keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang baru.
Tingkatan keterampilan berpikir yang dibagi menjadi tingkat rendah dan tinggi, merupakan bagian dari salah satu ranah yang dikemukakan Bloom, yaitu ranah kognitif. Dua ranah lainnya, afektif dan psikomotorik, punya tingkatannya tersendiri.
Ranah kognitif ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David Krathwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create).
Tingkatan 1 hingga 3, sesuai konsep awalnya, dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS). Sedangkan butir 4 sampai 6 dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
Apa itu Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Taxonomy Bloom
Lalu bagaimana mengenali tingkatan dimaksud dalam proses pembelajaran?
Bloom sejak awal mengenalkan kata-kata kerja operasional yang bisa digunakan sebagai panduan. Demikian pula dalam versi revisi Anderson dan Krathwohl. Pada tingkat mengingat, misalnya, diindikasikan dengan kata kerja seperti mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan, dan kata lain sejenis.
Pada tingkatan lebih tinggi, misalnya mencipta, kata-kata kerja yang bisa digunakan sebagai rumusan tujuan belajarnya antara lain mengategorisasi, mengombinasikan, mengompilasi, merancang, mengembangkan, atau kata lain sejenis.
Lalu, apa masalahnya dengan soal-soal yang terdapat dalam UNBK itu?
Menurut Abduhzen dan Satriawan Salim, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), cara pandang pemerintah yang ingin meningkatkan peringkat Indonesia dengan mengandalkan UNBK hanya bersifat parsial dan tidak utuh.
Abduhzen dalam wawancara dengan Okezone.com mengatakan seharusnya konsep dan praktik pembelajaranlah yang terlebih dahulu dibenahi. “Dibahas atau dikaji dulu baru dirumuskan, dibuat kebijakan, baru kemudian lakukan sosialisasi,” ujarnya.
HOTS bukan mata pelajaran, bukan juga soal ujian, tambah Abduhzen. HOTS adalah tujuan akhir yang dicapai melalui pendekatan, proses dan metode pembelajaran. Kekeliruan memahami konsep HOTS akan berdampak pada kesalahan model pembelajaran yang makin tidak efektif dan tidak produktif.
Bila proses pembelajaran dirancang untuk mencapai tingkatan berpikir tingkat tinggi, maka tujuan belajarnya bisa mengadopsi kata-kata kerja yang direkomendasikan dalam konsep Taksonomi Bloom. Kata kerja yang digunakan, menentukan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa.
Itu artinya, kata-kata kunci yang direkomendasikan Bloom dkk., tak bisa sekonyong-konyong diterapkan dalam soal, bila dalam proses pembelajaran tak pernah diterapkan.
Muhammad Nur Rizal, seorang pemerhati pendidikan dari Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), menambahkan bahwa proses belajar di kelas selama ini belum mampu menghidupkan nalar peserta didik. Kemampuan dalam mengerjakan ujian hanya berdasarkan pada kebiasaan mengerjakan soal berbasis kisi-kisi.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya menaikkan tingkat kesulitan soal menggunakan konsep HOTS, melainkan secara menyeluruh mulai dari kurikulum. Misalnya dengan mengurangi materi dan memperbanyak refleksi dan proses belajar berbasis proyek.
Akan tetapi, perubahan tersebut harus berlaku dalam sistem perekrutan dan pengembangan profesionalitas guru. Kunci dari persoalan ini ada pada para pendidik, ungkap Satriawan. “Sayangnya pelatihan guru agar siap melaksanakan metode HOTS belum berjalan secara optimal,” klaimnya seperti dikutip Okezone.com.
FSGI Soroti High Order Thinking Skills di Soal UNBK Matematika
Soal HOTS UNBK Matematika SMP 2018. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyoroti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sengaja menaikkan tingkat kesulian soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan soal yang membutuhkan daya nalar tinggi atau high order thinking skills (HOTS), khususnya pada mata pelajaran matematika.
FSGI menyoroti, dalam konteks teori pendidikan, tingkatan keterampilan berpikir atau cognitive skills yang merupakan domain pengetahuan memiliki enam tingkatan atau dikenal dengan Taksonomi Bloom. Dalam teori itu, semakin tinggi tingkatan maka disebut sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Soal HOTS UNBK Matematika SMP 2018
“Faktanya, kondisi saat ini para siswa kita masih berpikir di level tingkat rendah (lower order thinking skill), sebagaimana ditunjukkan dalam berbagai assessment internasional, seperti PISA dan TIMSS,” ujar Wakil Sekjen FSGI Satriwan Salim, dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (14/4).
Menurutnya, keterampilan berpikir HOTS tersebut seharusnya bukan difokuskan pada akhir pembelajaran siswa atau dalam soal ujian seperti UNBK. Dia mengatakan, berpikir tingkat tinggi atau HOTS sebaiknya ditunjukkan ke dalam proses pembelajaran siswa selama tiga tahun.
“Itu artinya, pernyataan dan pembelaan diri Mendikbud kemungkinan besar keliru, karena memfokuskan berpikir HOTS hanya pada soal UNBK. Menguji seorang anak dengan soal yang tidak pernah diajarkan adalah bentuk ketidakadilan,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, FSGI menilai ada ketimpangan. Siswa tidak pernah diajarkan berpikir pada level HOTS. Proses pembelajaran di sekolah pun tidak sesuai standar HOTS.
Namun, mereka harus menghadapi ujian dalam level tersebut. “Percuma saja soal-soal ujiannya di level tinggi, tetapi proses pembelajaran siswa tidak pernah menyentuh kemampuan berpikir kritis, evaluatif dan kreatif,” kata dia.
Soal HOTS UNBK Matematika SMP 2018
Dia menambahkan fakta di lapangan, guru dan siswa hanya fokus mempelajari soal-soal UN tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, penyelenggaraan try out oleh sekolah dan dinas pendidikan setempat juga hanya melatih siswa agar mampu menjawab soal dengan cepat dan tepat.
Dengan demikian, FSGI menilai pembelajaran tidak diarahkan kepada proses menumbuhkan kesadaran dan keterampilan berpikir kritis tersebut di dalam kelas. “Inilah salah satu cacat dari pelaksanaan UN sedari dulu,” ujarnya.
Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan Kemendikbud mulai tahun ini mulai memberlakukan soal yang membutuhkan daya nalar tinggi atau high order thinking skills atau HOTS. Mendikbud menargetkan secara substantif meningkatkan kualitas dari UN tersebut dengan memasukkan soal HOTS tersebut.
Pada kesempatan berbeda, Muhadjir juga mengatakan pemberian bobot pada soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK) khususnya untuk mata pelajaran matematika tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat berbeda dengan penilaian biasanya. Pemberian bobot berdasarkan tingkat kesulitan soal.
Soal HOTS UNBK Matematika SMP 2018
“Memang yang akan dipetakan lewat UN antara lain adalah aspek tingkat kesulitan tertinggi yang bisa dicapai oleh siswa. Tetapi pemberian bobotnya juga beda,” ujar Muhadjir di Jakarta, Sabtu.
Mendikbud mengakui soal UN pada tahun ini lebih sulit karena memang yang ingin dipetakan melalui UN antara lain adalah aspek tingkat kesulitan tertinggi yang bisa dicapai oleh siswa. “Saya justru kecewa, kalau banyak siswa yang bilang soalnya gampang. Tidak belajar sungguh sungguh pun bisa mengerjakannya,” kata dia.