Dosen IPB Raih Profesor di Usia 37 Tahun, Menulis Jadi Rutinitas Sehari-hari

Dosen IPB Raih Profesor di Usia 37 Tahun, Menulis Jadi Rutinitas Sehari-hari

Dahulu sekali, ketika mendengar kata profesor, maka yang melintas di benak kita adalah orang terlihat sepuh, berkaca mata tebal dengan wajah yang mengernyitkan dahi. Di komik-komik, profesor digambarkan botak dan menyendiri. Tapi itu dulu, sekarang tak sedikit yang mampu meraih gelar profesor atau guru besar di usia muda. 

Salah satunya adalah Anuraga Jayanegara, Dosen Institut Pertanian Bogor atau IPB University, yang meraih gelar profesor pada usia 37 tahun. Di usia yang tergolong muda, ia berhasil menyandang gelar Guru Besar di IPB University. Keputusan gelar profesor ditetapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Teknologi Republik Indonesia pada 10 Mei 2021.

Dikutip dari laman resmi IPB, ketekunanan Anuraga dalam menulis artikel ilmiah membuatnya meraih prestasi tersebut. Konsisten dan fokus dalam menulis artikel ilmiah, serta menjadikan penulisan artikel ilmiah sebagai rutinitas sehari hari baginya.

“Saya menghabiskan sekitar setengah jam hingga satu jam setiap hari untuk kegiatan menulis. Yang penting membangun rutinitas,” ungkap Anuraga seperti dikutip Tempo dari laman IPB, Rabu 16 Juni 2021 .

Anuraga sendiri memulai perkuliahannya pada program sarjana di Fakultas Ilmu Hewan IPB University pada Mei 2003. Setelah itu, ia menerima gelar Master of Science (M.Sc) dalam Ilmu Pertanian di Bidang Tropis dan Subtropis atau Minoring in Animal Nutrition, University of Hohenheim, Stuttgart, Jerman.

Selain itu, Anuraga juga pernah mengemban pendidikan Diploma Pascasarjana di Spanyol belajar Pemodelan Dalam Ekologi dan Manajemen Sumber Daya Alam di Politeknik Universitas Catalunya, Barcelona pada September 2011. 

Tidak hanya itu, ia kemudian meraih gelar Ph.D. di Swiss Federal Institute of Technology (ETH) Zurich, Swiss. Pada Maret 2021, ia mulai belajar agama dengan mengikuti Program Magister Pendidikan Agama Islam (kelas pegawai) di Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Perjuangannya dalam mengemban pendidikan di berbagai universitas, tidak mengherankan jika Anuraga memiliki beberapa prestasi, salah satunya menjadi Dosen Berprestasi Nasional 2019, peringkat pertama untuk kategori Sains dan Teknologi.

Ia menyampaikan untuk mendapatkan prestasi tersebut, dibutuhkan perjuangan dan juga mengandalkan tuhan. Serta doa dari orang tua, keluarga dan orang orang saleh.

“Jangan pernah menyerah, terus gigih dalam menghadapi tes dan tantangan yang ada. Ini semua karena pertolongan dan keberesan Allah SWT,” katanya.

Saat ini, Anuraga Jayanegara menjabat sebagai Kepala Departemen Ilmu Gizi dan Teknologi Pakan Fakultas Ilmu Hewan IPB University. Beliau juga pernah menjadi Ketua Program Studi Pascasarjana Gizi dan Pakan Fakultas Ilmu Hewan IPB University.

Anuraga juga berpartisipasi dalam Dewan Editorial berbagai jurnal nasional dan internasional. Di antaranya Asian Australasian Journal of Animal Sciences, Korea Selatan (International Q1), Frontiers in Veterinary Science, Swiss (International Q1), Agripet Journal, Syiah Kuala University (National S2), Journal of Animal Sciences, Universitas Brawijaya (National S2), Tropical Animal Science Journal, IPB University (International Q2).

Sering kali, Profesor Anuraga Jayanegara menjadi Dosen Tamu di luar negeri di Universitas Hiroshima dan Universitas Mie di Jepang, di Universitas Ghent di Belgia, Poznan University of Life Sciences di Polandia, dan di almamaternya, ETH Zurich (Swiss).

Beda Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, dan Akademi

Beda Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, dan Akademi

Wisuda Mahasiswa IPB (Foto : ditap.ipb.ac.id)

Ada banyak model pendidikan tinggi di Indonesia, di antaranya universitas, insititut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi. Buat kamu siswa SMA/SMK yang berencana melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, apakah sudah punya pilihan untuk memilih jenis perguruan tinggi yang mana?

Bisa jadi kamu belum tahu apa perbedaan antara kelima model perguruan tinggi tersebut. Sebelum kamu telanjur salah memilih, alangkah lebih baik mengetahui istilah perguruan tinggi tersebut agar pilihan kamu tepat dengan apa yang kamu inginkan.

Merangkum dari Rencanamu.id, berikut perbedaan dari kelima jenis/model perguruan tinggi di Indonesia yang berlaku saat ini: Universitas Universitas menyediakan pendidikan berbasis akademik dan vokasi. Universitas juga terdiri dari beberapa fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dengan sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni.

Universitas

Universitas juga mencakup pendidikan berbasis rumpun ilmu tanpa batas. Contohnya: Rumpun Ilmu Alam (Ilmu Kebumian, Ilmu Alam, Ilmu Kimia, Ilmu Angkasa, Ilmu Biologi, Ilmu Fisika, dan sebagainya), rumpun Ilmu Terapan (Pertanian, Arsitektur dan Perencanaan, Bisnis, dan sebagainya), rumpun Ilmu Formal (Statistika, Komputer, Matematika, dan sebagainya), rumpun Ilmu Sosial (Ekonomi, Sosiologi, Psikologi, dan sebagainya), rumpun Ilmu Agama (Ilmu Penerangan Agama, Syariah, Agama Hindu, Ekonomi Islam, dan sebagainya), rumpun Ilmu Humaniora (Sejarah, Bahasa, Filsafat, dan sebagainya).

Kampus dengan model universitas di Indonesia, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Negeri Semarang, Univeristas Negeri Jakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Padang, dan masih banyak lagi.

Institut

Kalau di institut, fakultas-fakultasnya berasal dari satu jenis keilmuan saja.

Institut Insititut juga hampir sama dengan universitas. Insititut juga menyelenggarakan pendidikan berbasis akademik dan vokasi. Perbedaannya terletak pada fakultasnya. Kalau di institut, fakultas-fakultasnya berasal dari satu jenis keilmuan saja.

Contohnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) hanya mengarah pada rumpun ilmu alam. Sehingga, fakultas-fakultas di ITB hanya berkaitan dengan ilmu alam, contoh: • Fakultas Ilmu Angkasa/Antariksa • Fakultas Ilmu Biologi • Fakultas Ilmu Kimia • Fakultas Ilmu Fisika • Fakultas Ilmu Kebumian, dan sebagainya

Kampus dengan model Institut di Indonesia: Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Institut Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Kesenian Jakarta (IKJ, dan masih banyak lagi.

Sekolah tinggi

sekolah tinggi hanya terdiri dari satu fakultas, dan terbagi menjadi beberapa jurusan yang berkaitan dengan fakultas tersebut

Sekolah tinggi ternyata hampir sama dengan universitas dan institut. Perbedaannya ialah sekolah tinggi hanya terdiri dari satu fakultas, dan terbagi menjadi beberapa jurusan yang berkaitan dengan fakultas tersebut.

Jika kamu pernah melihat Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi. Nah, nantinya sekolah tinggi tersebut hanya menyediakan jurusan-jurusan yang berkaitan dengan Fakultas Komunikasi, seperti Humas (Hubungan Masyarakat), Penyiaran, Periklanan, dan sebagainya. Jadi kamu tidak bisa menemukan jurusan IPA atau Ekonomi, karena seperti namanya, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi, jurusannya akan meliputi tentang komunikasi.

Kampus dengan model sekolah tinggi di Indonesia antara lain: Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), dan masih banyak lagi.

Politeknik

Politeknik ialah perguruan tinggi yang hanya menyediakan pendidikan berbasis vokasi sehingga politeknik tidak menyelenggarakan pendidikan akademik

Politeknik ialah perguruan tinggi yang hanya menyediakan pendidikan berbasis vokasi sehingga politeknik tidak menyelenggarakan pendidikan akademik.

Politeknik memiliki visi dan misinya sendiri menyiapkan peserta didiknya menjadi lulusan dengan kemampuan profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar bisa bersaing dengan para lulusan di perguruan tinggi di dunia pekerjaan.

Kampus dengan model politeknik di Indonesia, antara lain: Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Politeknik Negeri Bandung (Polban), Politeknik Negeri Media Kreatif (Polmed), Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Bali, dan masih banyak lagi.

Akademi

Akademi adalah perguruan tinggi dengan hanya menyelenggarakan pendidikan berbasis vokasi yang terdiri satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni tertentu

Sekolah akademi juga hampir sama dengan politeknik. Akademi adalah perguruan tinggi dengan hanya menyelenggarakan pendidikan berbasis vokasi yang terdiri satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni tertentu.

Perbedaan antara akademi dan politeknik ialah jika politeknik menyelenggarakan pendidikan vokasi yang berasal dari beberapa rumpun ilmu. Sedangkan akademi hanya menyelenggarakan pendidikan vokasi dari satu cabang ilmu.

Kampus dengan model akademi di Indonesia misalnya: Akademi Gizi Surabaya, Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas-STEM), Akademi Kimia Analis Jawa Barat, Akademi Ilmu Pemasyarakatan Jakarta, Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG), Akademi Kepolisian Republik Indonesia (Akpol), Akademi Militer Republik Indonesia (Akmil), dan masih banyak lagi.

Sumber : https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/10/14564111/ini-beda-universitas-institut-sekolah-tinggi-politeknik-dan-akademi?page=3

Ikhsan Suhendro, Marbot Masjid Jadi Lulusan Terbaik Wisudawan IPB

Seri Pengajar Teladan

Ikhsan Suhendro, Marbot Masjid Jadi Lulusan Terbaik Wisudawan IPB

ikhsan-suhendro-marbot-masjid-jadi-lulusan-terbaik-wisudawan-ipb-xsR

SALAM TELADAN !!

Bismillaah. Dalam tulisan pertama ini pada Seri Pengajar Teladan, turut membagi kebahagiaan, kami sajikan prestasi terbaik salah satu kakak pengajar Bimbel Teladan, kak Ikhsan Suhendro. Kak Ikhsan selama di Bimbel Teladan mengajar Biologi khusus persiapan SBMPTN dan salah satu siswanya tahun 2017 lalu diterima kuliah di PTN favorit di Jawa Barat.

Berikut ini salinan berita yang kami kutip dari Sindonews mengenai prestasi kak Ikhsan Suhendro.

BOGOR – Ikhsan Suhendro, marbot Masjid Al Hurriyyah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Lampung sukses menorehkan prestasi gemilang sebagai wisudawan terbaik bulan ini.

Hal itu terungkap dalam upacara wisuda tahap VI Program Sarjana, Profesi Dokter Hewan, dan Pascasarjana tahun akademik 2017/2018 di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga Bogor, Rabu (21/3/2018).

Ikhsan yang dinobatkan sebagai lulusan terbaik Fakultas Peternakan IPB menuturkan, kampusnya adalah ‘Kampus Rakyat’ bagi pemuda daerah yang tidak cukup biaya untuk berkuliah. Putra kelahiran Lampung 12 Desember 1994 ini mengatakan mahasiswa itu punya tiga pilihan, sambil menunjukkan jarinya, yaitu akademik, organisasi dan istirahat.

“Tapi dari tiga pilhan itu kita hanya bisa memilih dua. Yang dua akan kita dapatkan dengan baik, tetapi yang satu tentu harus dikorbankan. No problem, no pain no gain, karena istirahat sesungguhnya adalah ketika sudah mati,” ujarnya.

Untuk memenuhi hasratnya berorganisasi, Ikhsan memilih mendaftar sebagai marbot Masjid Al Hurriyyah di Kampus IPB Dramaga. Alasannya adalah selain menjadi wadah pengembangan bakat dan pengembanan amanah, Ikhsan mendapatkan mess atau asrama gratis.

“Tanpa pikir panjang langsung mendaftar. Singkat cerita akhirnya lolos dan diterima menjadi marbot Masjid Al Hurriyyah, alhamdulillah. Hal yang menjadi pembeda dari menjadi marbot di maskam (masjid kampus) IPB dibanding maskam lain adalah kepengurusan kelembagaan masjid dan tim pembersih yang sudah ada orangnya dan sudah tersusun rapih, sehingga tugas kami sebagai marbot adalah menjadi panitia di hari besar agama Islam, pemakmur masjid, pengelola kajian rutin, dan pengembangan bakat diri,” tuturnya.

Saat menjadi marbot, rutinitas sehari-hari Ikhsan salat tahajud sebelum salat subuh, dilanjutkan syuro (musyawarah), lalu mengikuti kajian rutin di Aula Masjid Al Hurriyyah sebelum berangkat kuliah.

“Manfaat lainnya adalah sholat berjamaah saya terjaga dan ikatan ukhuwah (persaudaraan) yang kuat hingga sekarang,” katanya.

Ikhsan selalu memegang nasihat salah satu ustaznya bahwa sebagai aktivis dakwah, kita harus berprestasi, agar dakwah kita didengar. Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah.

“Ternyata pola hidup juga memengaruhi daya tangkap saat di kelas, misalnya saja ternyata tidur pagi dan sore itu dapat menghilangkan hafalan dan belajar di malam hari sebelum tidur ternyata mampu menguatkan hafalan dan daya analisa. Yang terpenting, kerahkan 100% saat di kelas, selalu memerhatikan dosen dan siapkan pertanyaan bila kurang jelas,” jelasnya.

Selama masa perkuliahan, Ikhsan menjadi bagian dari Marbot Masjid Al Hurriyyah 2014-2017. Dan aktif di berbagai bidang keorganisasian kampus di antaranya Birena 2013-2017 hingga menjadi Ketua Hubungan Luar dan Multimedia pada tahun 2016, Divisi Kewirausahaan Himaproter 2015, Ketua Reporter Majalah Emulsi 2015-2016, dan Ketua Kajian Strategis dan Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan 2016.

Beberapa prestasi yang dicapai selama menempuh pendidikan di IPB adalah memperoleh juara 1 Debat Fakultas Peternakan IPB 2014, juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha Bali 2015 dan menjadi juara 1 dalam kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Padjadjaran 2016.

“Setelah lulus, saya ingin menjadi seorang profesional perunggasan (poultryman) dan penulis aktif di majalah nasional. Saat ini saya bekerja di perusahaan perunggasan multinasional, PT Japfa Comfeed Indonesia, sebagai Management Trainee Supervisor,” ujar peraih IPK 3,71 ini.

Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/1291464/144/ikhsan-suhendro-marbot-masjid-jadi-lulusan-terbaik-wisudawan-ipb-1521621335

× Ada yang bisa kami bantu?