Asesmen Nasional Bukan Pengganti Ujian Nasional : Orangtua Tidak Perlu Khawatir

Asesmen Nasional Bukan Pengganti Ujian Nasional : Orangtua Tidak Perlu Khawatir

Menjawab kekhawatiran banyak orangtua, Kemendikbud Ristek kembali mengingatkan asesmen nasional (AN) bukan pengganti ujian nasional (UN) sehingga tidak menuntut pelajaran tambahan untuk mendapatkan hasil AN yang baik.

Asesmen Nasional Bukan Ujian Nasional – Kemendikbud

Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional (UN). Demikian ditegaskan oleh Kemendikbud Ristek ketika menjawab kekhawatiran banyak orangtua, sehingga tidak menuntut pelajaran tambahan untuk mendapatkan hasil AN yang baik.

Hal ini kembali ditegaskan Direktur Sekolah Dasar, Ditjen Pauddasmen, Sri Wahyuningsih dalam webinar “Serentak Bergerak: Mempersiapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) melalui Digital Literacy” (9/9/2021).

Ia menyebut masih banyak kerisauan dan kecemasan yang muncul akibat pelaksanaan asesmen nasional 2021, di antaranya orangtua yang menganggap AN merupakan pengganti ujian nasional dan sekolah yang masih berpikir memberikan pelajaran tambahan untuk mendapatkan hasil AN yang baik.

Asesmen Nasional bukan Ujian Nasional

Menurutnya, dalam prosedur operasional standar implementasi AN, semua sudah dijelaskan secara teknis, bahwa AN bukanlah ujian. AN, kata dia, dilakukan sebagai dasar untuk mendapatkan informasi konkret terhadap kualitas pendidikan, baik di level sekolah, maupun kabupaten, kota, dan provinsi.

“Dengan AN, kita dapat mempersiapkan perencanaan pendidikan yang lebih baik berdasarkan hasil yang didapatkan nanti. Baik sekolah, pemda, maupun pemerintah pusat, bersinergi mendorong percepatan kualitas SDM unggul di masa yang akan datang melalui AN,” jelas Ning.

5 Poin Persiapan Asesmen Nasional

Sementara itu, Koordinator Data dan Statistik, Pusat Data dan Informasi, Kemendikbudristek, L. Manik Mustikohendro, mengatakan ada lima poin penting yang harus disiapkan.

Kelima poin tersebut, kata dia, adalah menyangkut kesiapan peserta didik, panitia, infrasutruktur, TIK, listrik, dan jaringan listrik. Manik menuturkan, kesiapan peserta untuk mengikuti pelaksanaan AN harus diperhatikan. Peserta yang terdiri dari siswa, guru, dan kepala sekolah ini, perlu memastikan kondisi tubuhnya dalam kondisi baik agar dapat menjalankan asesmen dengan baik.

Terkait kesiapan panitia, Manik menyebut ada beberapa pihak yang terlibat, mulai dari panitia itu sendiri, pengawas, dan proktor. Dari sisi infrastruktur, Manik menjelaskan bahwa semua komputer yang akan digunakan harus dipastikan berjalan dengan baik. Begitu juga dengan tim yang berada di kementerian akan memastikan basis data juga berjalan dengan baik.

Ilustrasi Siswa Mengerjakan Ujian Online – Tribunnews

“Dan yang terakhir itu adalah kesiapan listrik, kita bekerja sama dengan PLN untuk memastikan agar listrik tidak mati selama AN berjalan,” kata Manik.

Manik menjelaskan, ada empat dimensi yang perlu dilihat secara holistik integratif dalam pelaksanaan AN. Yang pertama adalah dimensi manajemen, di mana ada empat tahapan yang perlu dilakukan, yaitu perencanaan, penganggaran, implementasi, dan monitoring evaluasi.

Dimensi kedua, kata Manik, adalah ekosistem, di mana ada tiga level di dalamnya, yaitu masyarakat, anak, dan peserta didik. “Peserta didik adalah subset atau bagian dari anak, dan anak adalah bagian dari masyarakat. Kalau berbicara pendidikan, ada pendidikan peserta didik, pendidikan anak atau keluarga, dan ada pendidikan masyarakat. Semua ini terkait, dan tidak bisa kita bicara tentang pendidikan peserta didik tanpa memperhatikan pendidikan masyarakat,” jelasnya.

Dimensi ketiga, lanjut Manik, adalah evaluasi proses belajar mengajar. Selanjutnya, keempat adalah kewenangan yang di dalamnya ada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. “Nah, ini kenapa disampaikan kembali bahwa dari manajemen tadi tentu akan muncul integrasi,” tuturnya.

Peneliti pada Pusat Asesmen Pendidikan, Rahmawati, mengatakan, AN dibutuhkan walaupun tidak jadi penentu kelulusan. AN, kata dia, sebagai cermin atau alat deteksi untuk mengetahui kondisi sekolah, dan nantinya mengetahui di bagian mana yang harus diperbaiki. “AN itu seperti kaca, sehingga kita tahu mana yang harus diperbaiki, dan AN bukan untuk individu murid tetapi agregat sekolah,” jelasnya. ( Kompas.com )

Ayah Bunda, Bimbel Teladan sebagai salah satu penyedia layanan bimbingan belajar dan les privat SD SMP dan SMA siap membantu putra putri Ayah Bunda untuk dapat belajar dan memahami lebih baik materi pelajaran di sekolah. Les privat kami dapat dilakukan secara offline maupun online (via Zoom dan Telegram/Whatsapp).

Sebagaimana kebijakan dari Kemendikbud Ristek, fokus perhatian ke depan adalah pada pemahaman lebih baik lagi pada bidang Matematika, Sains, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Silakan hubungi kami melalui bit.ly/InfoBimbelTeladan .

Ikhsan Suhendro, Marbot Masjid Jadi Lulusan Terbaik Wisudawan IPB

Seri Pengajar Teladan

Ikhsan Suhendro, Marbot Masjid Jadi Lulusan Terbaik Wisudawan IPB

ikhsan-suhendro-marbot-masjid-jadi-lulusan-terbaik-wisudawan-ipb-xsR

SALAM TELADAN !!

Bismillaah. Dalam tulisan pertama ini pada Seri Pengajar Teladan, turut membagi kebahagiaan, kami sajikan prestasi terbaik salah satu kakak pengajar Bimbel Teladan, kak Ikhsan Suhendro. Kak Ikhsan selama di Bimbel Teladan mengajar Biologi khusus persiapan SBMPTN dan salah satu siswanya tahun 2017 lalu diterima kuliah di PTN favorit di Jawa Barat.

Berikut ini salinan berita yang kami kutip dari Sindonews mengenai prestasi kak Ikhsan Suhendro.

BOGOR – Ikhsan Suhendro, marbot Masjid Al Hurriyyah Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Lampung sukses menorehkan prestasi gemilang sebagai wisudawan terbaik bulan ini.

Hal itu terungkap dalam upacara wisuda tahap VI Program Sarjana, Profesi Dokter Hewan, dan Pascasarjana tahun akademik 2017/2018 di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga Bogor, Rabu (21/3/2018).

Ikhsan yang dinobatkan sebagai lulusan terbaik Fakultas Peternakan IPB menuturkan, kampusnya adalah ‘Kampus Rakyat’ bagi pemuda daerah yang tidak cukup biaya untuk berkuliah. Putra kelahiran Lampung 12 Desember 1994 ini mengatakan mahasiswa itu punya tiga pilihan, sambil menunjukkan jarinya, yaitu akademik, organisasi dan istirahat.

“Tapi dari tiga pilhan itu kita hanya bisa memilih dua. Yang dua akan kita dapatkan dengan baik, tetapi yang satu tentu harus dikorbankan. No problem, no pain no gain, karena istirahat sesungguhnya adalah ketika sudah mati,” ujarnya.

Untuk memenuhi hasratnya berorganisasi, Ikhsan memilih mendaftar sebagai marbot Masjid Al Hurriyyah di Kampus IPB Dramaga. Alasannya adalah selain menjadi wadah pengembangan bakat dan pengembanan amanah, Ikhsan mendapatkan mess atau asrama gratis.

“Tanpa pikir panjang langsung mendaftar. Singkat cerita akhirnya lolos dan diterima menjadi marbot Masjid Al Hurriyyah, alhamdulillah. Hal yang menjadi pembeda dari menjadi marbot di maskam (masjid kampus) IPB dibanding maskam lain adalah kepengurusan kelembagaan masjid dan tim pembersih yang sudah ada orangnya dan sudah tersusun rapih, sehingga tugas kami sebagai marbot adalah menjadi panitia di hari besar agama Islam, pemakmur masjid, pengelola kajian rutin, dan pengembangan bakat diri,” tuturnya.

Saat menjadi marbot, rutinitas sehari-hari Ikhsan salat tahajud sebelum salat subuh, dilanjutkan syuro (musyawarah), lalu mengikuti kajian rutin di Aula Masjid Al Hurriyyah sebelum berangkat kuliah.

“Manfaat lainnya adalah sholat berjamaah saya terjaga dan ikatan ukhuwah (persaudaraan) yang kuat hingga sekarang,” katanya.

Ikhsan selalu memegang nasihat salah satu ustaznya bahwa sebagai aktivis dakwah, kita harus berprestasi, agar dakwah kita didengar. Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah.

“Ternyata pola hidup juga memengaruhi daya tangkap saat di kelas, misalnya saja ternyata tidur pagi dan sore itu dapat menghilangkan hafalan dan belajar di malam hari sebelum tidur ternyata mampu menguatkan hafalan dan daya analisa. Yang terpenting, kerahkan 100% saat di kelas, selalu memerhatikan dosen dan siapkan pertanyaan bila kurang jelas,” jelasnya.

Selama masa perkuliahan, Ikhsan menjadi bagian dari Marbot Masjid Al Hurriyyah 2014-2017. Dan aktif di berbagai bidang keorganisasian kampus di antaranya Birena 2013-2017 hingga menjadi Ketua Hubungan Luar dan Multimedia pada tahun 2016, Divisi Kewirausahaan Himaproter 2015, Ketua Reporter Majalah Emulsi 2015-2016, dan Ketua Kajian Strategis dan Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan 2016.

Beberapa prestasi yang dicapai selama menempuh pendidikan di IPB adalah memperoleh juara 1 Debat Fakultas Peternakan IPB 2014, juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha Bali 2015 dan menjadi juara 1 dalam kompetisi Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Padjadjaran 2016.

“Setelah lulus, saya ingin menjadi seorang profesional perunggasan (poultryman) dan penulis aktif di majalah nasional. Saat ini saya bekerja di perusahaan perunggasan multinasional, PT Japfa Comfeed Indonesia, sebagai Management Trainee Supervisor,” ujar peraih IPK 3,71 ini.

Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/1291464/144/ikhsan-suhendro-marbot-masjid-jadi-lulusan-terbaik-wisudawan-ipb-1521621335

× Ada yang bisa kami bantu?